December 17, 2009

Rujak Bebek van Soekaboemi, Anyone?

Baca posting teman kita, Bung Cahyo W. (Sony?) di sini, ttg 'jajamal' - jajan-jajan malam di Sukabumi (jaman hwa-hwee tahun 1970-an, kalau anda mimpi ke Sukabumi, atau ada hubungan dengan orang mati yang 'suka bumi', anda mesti pasang nomernya 70 dan 07, sebab itulah 'terjemahan' arti mimpinya), saya jadi ingat ketika jaman jalan tol Jagorawi masih sepi, sekitar tahun 1980-an.

Moga-moga ajah anda sudah pada lahir ya, jadi bisa membayangkan cerita ini dengan lebih intens.

Jadi ketika itu ada temen sekantor yang lagi pdkt ama anak Bogor (rela tekor asal kesohor?), jadi suka minta saya menemani untuk ngapelin dan ajak lanjut rekreasi ke.... Taman (Bebek) Angsa di Sukabumi. Yah... gak persis di Sukabumi-nya sih, tapi deket-deket situlah, sebelum masuk perbatasan resmi kota Sukabumi-nya situ-lah.

Sepanjang jalan itu banyak sekali yang jualan........ rujak bebek! Selang beberapa ratus meter, dari sekitaran Taman Angsa, sebelumnya dan sesudahnya, arah ke kota Sukabumi itu, ada saja barang satu-dua pintu warung yang pasang signboard cukup mencolok: Sedia Rujak Bebek.

Waktu anak-anak kami dah lahir dan mulai masuk TK dan PG - sekitar 1990-an, ada satu engku (paklik, oom, paman - adik lelaki mama) saya yang mukim di Sukabumi, jadi saya suka ajak nyonyah dan anak-anaknya bertandang ke sono, entah menginap barang semalam dua, atau pulang hari, dan selalu melewati warung-warung Rujak Bebek itu sepanjang jalan, masih sajah berjualan di situh!

Dan, warung-warung Rujak Bebek di sepanjang jalan Bogor-Sukabumi itu, sudah lama buka, jauh-jauh sekali sebelum trend musim makan "bego" - bebek goreng yang konon diperkenalkan oleh arek Serbejeh (seperti halnya juga pecel lele) di jakarta, sebelum kedai-kedai 'bego' pada buka di mana-mana, berlumba-lumba menarik perhatian prospek pelanggan, sampai-sampai muncul isyu miring bahwa agar supaya bebek-nya empuk dan gak bau prengus (kayak wedhus tah ambune, koq prengus to?), mereka merebusnya pake obat pusing kepala yang biasa diposisikan untuk dimakan manusia. Koq? Tapi, mestinya emang bener sih, tu bebek pasti pada mabok pusing kepalanya, lha mana enak sih jadi bebek yang disembeleh, lalu dipotong-potong, dikuliti, dibumbui, lalu direbus mentah-mentah, jeh!

Jadi, sekali waktu saya penasaran, mampir mau nyobain tu Rujak Bebek rasanya kayak apa. Saya selama ini tahu-nya rujak kalau di Cirebon ada macam-macam: rujak janganan, rujak uleg, rujak manis, rujak donggala, rujak sambel asyem, rujak pace (mengkudu), baca ajah di sini (belum disambung link-nya, sorry).

Tapi yang namanya Rujak Bebek ya baru kali itu tahu. Dan saya yakin anda juga baru sekali ini baca cerita di blog Multiply di internet ttg Rujak Bebek, ta iye?

Nah, anda tahu Rujak Bebek itu kayak apa?







PS: Gambar diambil dari MS Office ClipArt media file.

IT'S WORLD TIME: