December 27, 2009

Breakfast@Hotel - Buffet or � la Carte, Anyone?

Masih berkaitan dengan product launching merek Sustagen Junior di Singapore. Yang membuat saya Pertama-X (pertama kali) going abroad. Heboh dah waktu itu, bayangkan, saya membawa 2 lembar acrylic sheet tebal 2 mm utuh, ukuran 120 cm x 240 cm yang digambari merek Sustagen HP dan Sustagen Junior, meniru bentuk kaleng aslinya, dengan ukuran 10 kali lipatnya!

Ini cerita tentang pagi hari pertama, sarapan di hotel.

Satu boss langsung saya [istilah resmi basa Inggrisnya "immediate manager", agak 'aneh', mengapa bukan "direct manager"], tidak ikut dalam rombongan, dia menyusul dan menginap di hotel lain. Tapi, paginya dia bergabung dengan kami, rombongan yang menginap di Holiday Inn - Orchard, pas jam-nya sarapan pagi. Iya-lah, sarapan tentu saja pagi, gak ada dong sarapan siang atau sore, apalagi malam, jeh!

Karena kami berrombongan, mestinya dia ikut makan pun petugas hotel tidak akan mengetahuinya. Satu di antara 100, meski tahu pun tentu tidak akan ditegur, hitung-hitung 'extra bonus' 1% ajah toh?

Tapi, karena kami tidak mau memalukan nama bangsa, tentu saja kami jujur. Jadi waktu boss menghampiri meja saya dan ikut duduk, langsung saya lapor kepada waiter captain-nya yang berdiri di dekat meja kami, dan nampaknya dia sudah was-was, kuatir boss saya mau nyelip makan gak lapor [ini benernya the main reason why saya milih lapor, soalnya sudah diamati sejak boss saya masuk tuh!].

Dan ketika waiter tanya mau buffet or a la carte
, boss saya pilih yang kedua. Katanya, saya makan cuma sedikit, paling secangkir kupi dan egg + toast. Padahal, kalau mau buffet, ada banyak pilihan: mulai dari aneka jus (masih asli, jaman 1989-an, SGD 1 = Rp 1.000-an doang, jeh!), aneka susis, bacon, ham, cheese, egg (poach, scrambled atau sunny side up), bakmi, bubur, nasi goreng, steamed salmon, toast & bread, muffin, kupi or teh, you name it pokok-na mah!

Ya sudah, karena dia mau a la carte, jadi waiter mengambil menu-nya untuk dipilih. Boss saya langsung nyebut pesanannya tanpa melihat lagi daftar menu, sementara sang waiter perempuan yang ceking ramping khas Singapore girl [ kalau sampai OW - over Weight mesti lari keliling satu [utaran di alun-alun tuh!], senyum-senyum penuh arti sambil mencatat pesanan boss saya.

Iseng saya lihat daftar menunya dan perhatikan.

Ternyata, setelah dijumlahkan harga secangkir kupi, setangkep toast + jam + butter + cheese, dan 2 butir telur pilihan anda, harganya sekitar SGD 18
,00 ++ Sedangkan buffet all you can eat dengan aneka pilihan, termasuk kupi or teh, cream + sugar, toast, dan egg, bandrolnya cuma SGD12,00 ++ per pax (per orang). Persisnya berapa saya lupa lagi sih, tapi yang saya ingat harga buffet lebih murah dari a la carte.

Setelah menuliskan pesanan di bill dan selipkan di tempatnya di meja, sang waiter berlalu untuk persiapkan pesanan boss saya. Immediately saya tunjukkan kepada my immediate boss harga yang harus dibayar untuk pesanannya dibandingkan harga untuk buffet.
Immediately juga dia memanggil waiter dan tanya: "Will it take a longer time to prepare my order?", ketika waiter menjawab: Yes. Boss saya bilang: "On the second thought, I am in a hurry. So I'll take the buffet. Is it okay?"

Sebagai waiter yang tunduk pada anjuran, himbauan STPB - Singapore Tourist Promotion Board, tentu saja sang waiter tidak berani bilang "No" kepada kami, wisman - wisatawan mancanegara . Dia cuma senyum lebar saja dan bilang, "It's okay!" sambil mengambil kembali bill yang tadi dia selipkan dan berlalu. Boss saya langsung menuju tempat jus, kupi dan toast, di hadapannya langsung muncul fresh segelas orange juice, secangkir black coffee, sepiring ham & cheese dan bacon goreng garing, scrambled egg + mushroom, dan semangkuk sereal + cold milk.

So, do you care for buffet or
a la carte
?











PS: Gambar diambil dari MS Office ClipArt media file.

IT'S WORLD TIME: