December 18, 2009

Mari Berantem Dengan Baik dan Bener: (2) Sekali Berarti - Sudah Itu Mati.

Judulnya minjam sebait syair siapa itu ya, sorry, lupa lagi: "Sekali Berarti, Sudah Itu Mati!" Ibarat lilin yang memang dibuat untuk mengurbankan diri, sekali berarti (menyala) sudah itu mati (habis - menguap bersama udara).

Trick ke-2: Sekali Diributkan, Lantas Selesai Sudah.

Ya. Ibarat lilin yang habis terbakar, begitu juga dengan kemarahan anda. Anda kesal karena dia membuat sambal terasa cemplang, kurang sedep, keasinan, ndak gurih kecapnya, gak pedes. Ya keluarkan semua kekesalan anda ttg sambal itu. Boleh saja anda rame berantem dengan do'i. walau mungkin cuma masalah sepele, biarkan saja keluar semua uneg-uneg anda. Kekesalan anda, berdua saja. Jangan ada orang lain, pihak ketiga atau sesiapa saja.

Biarkan juga dia menampung kekesalan anda, biarkan dia jelaskan mengapa beli terasi-nya bukan yang di langganan yang biasa beli (anda kurang kasih uang belanja?), mengapa sendok garam yang kecil itu diganti yang besar (sudah berkarat 'kali?) dan kecapnya koq ganti yang kenthel manis doang gak gurih (supply Cap Matahari belum tiba dari Cirebon), juga koq cabenya gak pedes (musim penghujan jadi kurang SHU - Standard Heat Unit-nya, larut bersama air hujan).

Kalau sudah dikeluarkan semua, dan anda selesai dengan kemarahan anda, kekesalan anda, ya sudah. Kalau besok ada hal yang ingin anda jadikan 'topik' bertengkar, ya carilah topik baru. Tentang sambel gak usah diungkit-ungkit lagi, selama-lamanya.

Persis kayak adegan yang sering anda lihat di film-film barat itu, adegan pernikahan di depan altar gereja, sebelum resmi menjadikan sepasang suami isteri, sang pastur atau pendeta akan bertanya kepada hadirin: adakah di antara anda yang keberatan atas pernikahan ini? Kalau tidak ada ya sudah, janganlah hendaknya ada yang protes di kelak kemudian hari.

Case Closed, EOD - end of discussion about this silly chili paste. Let's discuss about some other brand new topics, once at a time, one step at a time.

So, let's discuss - not to argue, apa lagi kalau just an argue like horse cart chauffeur - itu lho, debat kusir, yang katanya cuma mau menang dhewe. Jadi kalau anda bilang sambel buatan dia gak enak, anda mesti tahu dong unsur-unsur apa yang bikin gak enak, jelaskan, diskusikan untuk perbaikan selanjutnya.

Anda toh mesti hidup berdampingan dengan dia terus, entah sebagai teman kerja, TTM - teman-teman milis, teman hidup. Jadi, kalau anda sudah mendiskusikan dengannya, dia punya kesempatan ke-2 untuk memperbaikinya dong.

Cukup fair toh? Anda kesal karena sambalnya gak enak, anda kasih tahu dia, dia mendapat kesempatan ke-2 untuk memperbaikinya, menguleg lagi sambal yang lebih sedep, lebih enak. Anda puas sudah mengeluarkan uneg-uneg anda langsung kepadanya (jangan curhat ke sembarangan orang!), dan dia pun puas karena tahu kesalahannya di mana, dan....... yang paling penting: bisa memperbaikinya.

Win-win solution, mungkin begitu istilahnya ya?







PS: Gambar diambil dari MS office ClipArt media file.

IT'S WORLD TIME: