December 21, 2009

Gelas-gelas Retak - Enaknya Diapakan Ya?

Beberapa hari yang lalu, saya makan di satu Resto Seafood yang terkenal dengan semboyannya: "Berharga K-5 tapi (katanya) berkualitas B-5". Bintang lima, maksude.

Ya, jelas ajah harganya harga K-5, maksude murah, lha porsinya mung timbang pas buat 1,5 orang. Maksude, dimakan seorang dhewe agak lebih, tapi dimakan ber-dua koq ya kurang. Lha, kalau kasih yang golongan ekoran, misalnya, alih-alih kasih 2 atau 4 ekor, ini sih kasihnya yang ganjil: 3 atau 5 ekor.

Wis, saya gak mau ngomongin soal makanannya.

Yang saya mau omongin itu soal piring sajinya itu, lho. Terakhir saya makan di situ berdua teman saya, masak dikasih piring saji-nya yang gompel? Katanya kualitas B-5, tapi kayaknya SOP - Stnadrd of Penyajian resto B-5 sih kagak pake piring saji gompel gitu ya?

Nenek saya buta huruf, gak sekolah tentu. Jaman dulu yang penting perempuan bisa masak, bisa jahit dan bisa ngurus rumah tangga, jadi gak perlu sekolah, jeh!

Walau gak bisa baca, gak sekolah, nenek saya tahu kalau menyajikan sesuatu untuk suguhan tamu, pantang memakai pinggan (begitu beliau selalu menyebut piring saji) yang sudah gompel atau retak. Gelas yang 'sumbing' itu pamali disuguhkan ke tamu, katanya. Pinggan gompel, atau retak, kalau dilihat tamu 'kan kelihatan sekali betapa miskinnya kita? Gelas sumbing (ujungnya pecah sedikit) itu malah berbahaya, bisa saja terkoyak bibir oleh gelas sumbing yang tajam itu toh?

Jadi, pinggan dan gelas begitu mesti diapkir, masih bagus nasibnya kalau masih dipakai sebagai wadah minyak lentik jelantah, yang biasa dipakai nenek saya untuk melumuri kaki-nya supaya ndak busikan (bersisik). Atau paling jadi tempat sabun cuci untuk isah-isah (cuci) piring.

Gelas-gelas retak, pernah ada judul novel atau lagunya ya?

Kayaknya sih itu judul cuma kiasan ajah. Merujuk ke hubungan teman, suami-isteri yang 'cacad'. Ibarat gelas-gelas retak dan pinggan gompel, memang susah kalau hubungan anda dengan teman, pasangan anda jadi 'retak' atau 'sumbing' ya.

Memang gelas retak bisa dilem lagi. Hanya saja, sekarang pan ada becandaan di kalangan teman-teman: kalau retak, di 'lem biru' atau 'lem kuning' ajah.

Maksudnya?

Lem biru = Lempar, Beli (yang) Baru dan Lem Kuning = Lempar, Tuku Maning. Maksudnya, kalau sudah retak atau gompel, gelas-gelas dan pinggan itu ya dibuang sajah. Daripada sepet mata melihat tumpukan gelas-gelas retak dan pinggan gompel toh?

Makanya, jagalah baik-baik perabotan di rumah anda, pinggan dan gelas jangan sampai retak. Jaga baik-baik hubungan anda. Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga (kata pepatah, emang susu siapa yang segede belanga ya?), sayang sekali kalau sampai gelas-gelas yang semula cantik dan bening tak bernoda, akhirnya mesti diapkir karena retak walau cuma setipis rambut dibelah tujuh ya.

Atau ditukar abu gosok ajah tah?

IT'S WORLD TIME: