December 04, 2009

Makan Emas Di Negeri Orang.

Kalau cuma sekedar hujan emas di negeri orang, katanya masih mending hujan batu di kampung sendiri. Halah, wong mau gagah-gagahan ajah pake ngutip peribasa lama ya?

Tapi, kalau cuma sekedar hujan emas(-emasan) dalam arti kiasan, ya masih mending makan emas walau cuma sekeping lembaran tipis sahaja. Istilah bulenya gold leaf atau metal leaf (bisa dari logam apa saja, ternyata). bener-bener gold, bukan sekedar golden.

Kejadian ini sudah lewat 3 tahun lebih, pas libur Lebaran 2006, ketika saya diberkahi kesempatan melanglang ke Negeri China numpak CX - Cathay Pacific, maskapai penerbangan dari Hongkong, ketika resesi global di Amrik belum-lah tercium baunya acan-acan. Jadi fasilitas di pesawat pun masih yang high standard punya, jeh!

Ceritanya, saya lupa lagi kenapa, kami (saya dan teman) dapat upgrade kelas, bukan 'lompat kelas' jaman sekolah dulu, tapi dapat tempat duduk di business class secara gratis dari tiket economy class yang teman saya beli.

Baru sekali itu saya merasakan nikmatnya duduk di business class CX nan melegenda layanan dan fasilitasnya, paling tidak untuk kawasan Asia-lah ya. Jadi, saya benar-benar menikmatinya, terutama.... makanannya tentu!

Fresh orange-nya bener-bener fresh, tanpa gula manisnya. Free flow sepanjang perjalanan CKG - HKG (Jakarta - Hongkong) dan benar-benar saya minta berkali-kali. Makannya juga bisa pilih menu dari beberapa pilihan, nasi, ruti atau pasta, termasuk mie. Ikan atau daging (lupa apakah ada pilihan babai selain beef or chicken), dengan dessert berupa cheese tiga rasa yang satunya adalah high end punya: blue cheese.

Sebagai puncaknya: secangkir kupi yang ditemani sepotong coklat praline dengan kubikasi (PLT) 40 mm x 30 mm x 20 mm dengan center fill yang bisa dipilih, antara lain liquor beralkohol, dan di atasnya ada selembar tipis kertas berwarna keemasan seukuran sekitar 10 mm x 10 mm (lupa persisnya!) yang semula saya kira itu cuma hiasan saja, ternyata teman saya membisiki bahwa itu adalah....... kertas emas made from real 24 K pure gold!

Ya. Bukan kertas emas seperti yang biasa anda temukan sebagai pembungkus coklat yang biasa disebut grenjeng, bisa emas atau perak itu. Tapi benar-benar dibuat dari emas murni yang dipangkung (dikeprek) sampai pipih tipis sangat, istilahnya gold leaf aka daun emas. Konon, dari 'kerikil' emas berdiameter 5mm, dapat dibuat lembaran 'daun emas' sebanyak 20.000 kalinya, dengan ketebalan 0,2-0,3 micrometer. Gak percaya? Baca saja di sini.

Itu untuk dimakan? Ya! Tentu. Anda ndak usah ragu untuk makan itu daun emas yang ada di atas coklatnya. Lha? Koq logam dimakan? Ya, ndak apa toh. Perut kita 'kan berisi asam lambung yang kuat sangat. Logam sedikit begitu mah kecil ajah bagi lambung. Emas itu cuma dipandang tinggi oleh mata (kepala) manusia, di mata alam dan (asam) lambung sih just another logam biasa ajah tuh, jeh!

Secangkir black kupi asli dari fine ground coffee bean (bukan instant tapi ya bukan 'sekresi' chives aka luwak - ogah, ah!) yang NSP - No Sugar, Please dan sepotong high end fine chocolate bar dengan center fill brandy dan topping selembar tipis gold leaf menutup makan siang nan nikmat di udara siang itu, 3 tahun lalu, dan saya masih bisa menceritakannya lagi sekarang.

So, kapan anda mau traktir saya numpak business class ya?







PS: Gambar kupi dari MS Office ClipArt media file, blue cheese dari sini dan chocolate bertabur remahan daun emas dari sini.

IT'S WORLD TIME: