March 18, 2010

Tahu Petis - Versi Jowo vs Versi Sunda.

Musim Muludan di Cirebon baru saja usai. Muludan di Cirebon tak kalah ama Sekatenan di Yogya dan Solo, ada pasar malem selama sekitar sebulan. Dengan aneka atraksi dan jajanan macem-macem khas murah-meriah ala rahayat jelata punya.

Jaman saya kecil dulu, satu jajanan favorit musim Muludan itu ya Tahu Petis.


Yang jual mesti akang-akang dari Garut atau Tasikmalaya, urang Sunda te-a, jeh!
Tahunya masih segede sekitar 80 x 80 mm dengan ketebalan sekitar 40 mm ketika fresh from the penggorengan, dan susut sekitar 20%-nya ketika dingin. Petisnya sudah di-pre-packing dulu di rumah, pake daun pisang, ditum(?), seperti kalau anda hendak membuat bothok. Ada kondimen berupa sabrang jepun (cabe rawit) ijo royo-royo - wong cerebon ogah makan lombok rawit sing abang atawa orange sih.

SOP - Standar of Penyantapan Tahu Petis yang baek dan bener: bungkusan petisnya dibuka dulu. Cukup cabut biting penusuk lipatan bungkus daunnya, jaman itu sih belum musim stapler. Tahu yang bergarem dikocok-kocok dulu dalam kemasan kertasnya, supaya butiran garemnya tersebar merata ke seluruh permukaan si kulit tahu.

Lalu ambil satu bongkah tahunya, cocol ke petisnya, sementara tangan yang satu sudah siap-siap dengan sebiji sabrang jepun ijo-nya. Klethis dulu si sabrang barang segigitan kecil, baru gigit tahu yang sudah berlumuran petis itu. Lantas segera saja kunyah bareng tu tahu dan sabrang dalam mulut, hati-hati jangan sampai si sabrang sempet menyentuh lidah atau bibir anda, kalau tak mau tersengat pedasnya si sabrang, jeh!


Bagaimana dengan Tahu Petis versi nJowo?

Ndak beda, tentu saja ada tahu gorengnya, ada petisnya dan lombok rawitnya juga. Hanya bedanya di SOP - Standar of Penyajiannya saja, versi nJowo, petisnya sudah disisipkan ala sandwich di tengah-tengah tahu yang sudah disayat pada ketebalannya. Juga petis-nya dicampuri bumbu rempah dulu, antara lain bawang putih dan rajangan halus banget leek berupa seledri. Hanya saja, kalau makan yang versi nJowo kudu hati-hati waktu gigitan pertama, kalau kurang pengalaman, bisa terpercik petis ke baju anda tuh!

Sama-sama sebagai cemilan, bukan lauk utama teman makan nasi. Tahu petis enaknya dimakan ketika masih hangat. Saya 'nemu' Tahu Petis versi nJowo ya di tukang Bakmi Jowo Pak Atmo di Serpong, dekat pintu keluar tol Jakarta-Merak, sesudah pompa bensin. Dijual seporsi 5 bongkah tahu dan sepiring lombok rawit, cukup nikmat sebagai pengganjel perut keroncongan ketika menunggu pesanan bakmi nJowo ala Semarangan yang mesti berkeekian(-keekianan) itu, jeh!

Mau tah?




PS: Foto diambil dari sini. Nikmati juga tahu petis-nya di sini.

IT'S WORLD TIME: