March 19, 2010

Shrimp Paste Is Petis or Terasi Ya?

Seorang temen saya diajak makan makanan Surabayan di Depot Suroboyo, saya pilihkan rujak cingur, sebab dia minta yang ringan, gak mengenyangkan sekali. Begitu lihat sausnya yang soklat item dari petis, langsung dia minta tukeran ama menu yang saya pesen: lontong limolasan aka capgouw-meh.

Ternyata dia trauma ama petis. Ingat ama masa lalu ketika masih kecil jaman SD, suka bisulan dan diolesi obatnya yang item-yem berbentuk pasta, dengan bau khas salep item itu, persis plek ama dedekan (penampakan) si petis nan sedep-mantep ituh, jeh!

Bener juga sih ya, kalau saja anda salah comot, ichtiol zalf bisa dikira petis. Apalagi kedua-duanya dikemas pake pot plastik, walau ukurannya si salep sih biasanya kecil sajah. Siapa tahu toh, harga petis makin mahal, jadi terpaksa mesti dibikin 'murah' dengan kemasan sekali pake punya - yang sama persis plek ukurannya ama pot salep itu toh?

Bentuk sediaan pasta begitu, biasanya disebut paste dalam basa Inggris. Karena umumnya petis dibuat dari udang (yah, walau katanya sih cuma kepala udang, kulit udang-nya ajah, diambil 'ekstrak'nya ajah sih), maka kalau mau disalinnama alihbasa ke dalam basa Inggris, mestinya sih ya jadi Shrimp Paste - pasta udang toh?

Tapi, cobalah anda sesekali iseng ke toko Asia di negara-negara manca, atau supermarket yang ada di kawasan Asteng seperti Singapura, Malaysia, Thailand atau Filipina (cuma negara itu yang pernah saya jajah, eh, jelajah), kalau anda menemukan botol di bagian bumbu dapur berlabel 'shrimp paste', hampir pasti itu botol kalau dibuka, akan menghamblurkan aroma khas.... terasi!

Ya, mereka menyebut terasi dengan shrimp paste. Lha, sediaan terasi di sana memang umumnya agak-agak nyemek kayak petis, cuma warnanya ya merah-kesoklatan model terasi gitu. Kayaknya sih mereka gak kenal sediaan bumbu sedep bentuk pasta lengket kayak dodol warna item yang disebut petis gitu, jeh!

Ngomong-omong soal petis, rasanya gak ada penggila dan pendoyan petis yang bisa ngalahin arek Suroboyo tuh. Bagaimana tidak, hampir semua menu masakan khas Surabayan mestilah ada unsur petisnya: rujak cingur, lontong kupang, tahu campur, tahu tek (tahu gunting), rujak petis, telur petis, bahkan swikee sekalipun dikasih petis sedulit di ujung sendoknya ketika disajikan. Dan, mereka punya aneka sediaan petis pula: petis udang, petis ikan, petis kupang.

Yang unik, tentu saja petis sampi (sapi) buatan Ampel, Bojolali, tapi kudu milih yang Cap Elang (suka keleru diingatnya sebagai Cap Rajawali), sebagai produk sampingan dari satu produsen dendeng dan abon sapi yang memang ngayah sangat di Boyolali itu.

penampakannya tentu mirip petis udang, soklat keiteman sangat. Aromanya aroma petis dengan samar-samar bau prengus sampi. Rasanya tentu saja manis-manis dengan rasa ketumbar cukup menonjol, persis kayak dendeng sapi - lha, emang itu kayaknya sih dibuat dari air waste dari pengolahan produksi dendeng sih, jeh!

Anda pernah coba petis sapi tah?


IT'S WORLD TIME: