January 26, 2010

(Internet) Life is Like Setampah Kue Jajan Pasar.

Setampah kue jajan pasar tiba di rumah saya pagi ini. Dikirimkan oleh kurir dari toko kue yang menerima pesanan dari seorang SMP - Sohib Multiply saya untuk HUT saya kemaren. Isinya kue-kue mungil serba sa-emplukan, ada risoles, semar mendem, dan entah apa lagi.

Setampah kue-kue serba sa-emplukan, one bite size, bagai sekotak coklat yang diperoleh Tom Hanks di film Forrest Gump. Dia berujar: Life is like a box of chocolate. Hidup bagaikan setampah kue jajan pasar, katanya. Anda tidak pernah tahu apa yang akan anda dapat.

Seperti halnya coklat yang ada center fill-nya, berisi sesuatu yang tidak anda ketahui kalau tidak anda gigit dan kunyah coklatnya. Begitu juga dengan setampah kue jajan pasar. Kalau anda tidak mengenali kue itu, anda tidak tahu bagaimana rasanya. Maniskah? Asinkah? Gurihkah?

Bahkan kalau anda pernah terpapar kue yang sama, belum tentu rasa dan teksturnya sama. Bahan-bahan, bentuk, aroma kue yang bernama risoles, mestinya sudah ada pakem-nya, standar-nya, supaya tidak membuat penikmatnya misleading, salah arah. Tapi, di tangan juru masak aka koki aka chef (arti yang sama, tapi nampaknya sekarang mereka lebih suka menyebut diri dengan 'chef' - bacanya [syef]) yang berbeda-beda, tentu saja menghasilkan rasa dan tekstur yang berbeda-beda pula. Nama boleh sama, tapi kalau tidak anda coba dan rasakan, mana bisa anda tahu?

Setampah jajan pasar bisa dengan mudah anda beli di pasar, makanya disebut kue jajan pasar toh. Harganya bisa berbeda-beda tergantung siapa yang membuat dan dijual di mana. Tapi, setampah jajan pasar sebagai tanda perhatian, yang dikirimkan oleh SMP anda, tentu saja maknanya jauh berbeda. Ada makna yang jauh lebih bernilai dibanding harganya, meski anda bisa membelinya sendiri di pasar.

Menikmati setampah jajan pasar di rumah, bagai Forrest Gump menikmati sekotak coklatnya. Satu per satu babak kehidupan bisa muncul di 'layar' flash back anda. Kalau jaman SM - snail mail, mungkin Forrest Gump mesti mengalami bertahun-tahun perjalanan hidupnya, tapi ini abad IT - information technology, bung!

Jaman serba cepat, serba instant.

Jadi, terbayang di depan saya flash back yang begitu cepat ttg teman dan 'teman' saya di internet. Tentu saja seperti dunia nyata, ada yang baik dan ada yang 'baik'. Ada yang empuk, lembutm, ada yang renyah, garing. Ada yang manis, ada yang asin, ada yang gurih, eh, ada juga yang mengejutkan: risoles-nya berisi cabe rawit utuh yang rupanya ditekan terlalu kuat sehingga masuk tersembunyi di dalamnya tuh!


Internet memang seperti setampah kue jajan pasar ya?



IT'S WORLD TIME: