January 28, 2010

Bubur Sakit.

Saya ndak begitu suka bubur. Soalnya bubur itu identik dengan sakit. Kalau cici atau koko saya sakit, waktu masih kecil, ema saya akan minta saya beli bubur di RM Ketjil di kawasan Pasar Kanoman [ada satu RM Ketjil juga di kawasan Jl. Karanggetas, tapi gak ada hubungan], Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.

Dari rumah ema ke rumah makan itu kira-kira berjarak 1 kilometer. Tentu saja cukup berjalan kaki saya ke sana. Bawa rantang berbungkus kain serbet bersih sebagai wadah untuk take out makanan. Jaman itu belum musim plastik untuk membungkus makanan. Kain serbet bersih dibungkuskan untuk membawanya, jadi bubur panas tidak terasa panas, cukup memegang bagian simpul ikatan serbet saja.


Buburnya bukan bubur polos yang mesti dimakan dengan lauk-pauk dan sayur mayur ala dimsum, tapi bubur yang dimasak bareng lauknya. Biasanya sih bisa pilih mau daging babi atau ayam. Ditambah sayur seadanya semisal bawang daun dan entah apa lagi. Sebagai 'finishing touch'nya diceplokkan sebutir telur ayam di atasnya sebagai topping. Oleh karena hawa panas si bubur yang dadak masak, biasanya tu telur akan menjadi setengah matang ketika tiba di rumah.

Sakit apa ajah, mestilah ema saya suruh belinya bubur di rumah makan itu, jeh!

Ema saya biasanya berhemat, uang belanja dari engkong kayaknya timbang pas. Maklumlah, engkong saya tukang kayu gurem pembuat perabot rumah tangga, cuma terima uang kalau ada yang pesan minta dibuatkan apa saja keperluan rumah. Papah saya yang menitipkan 3 orang anaknya, satu cici, satu koko dan saya sendiri, kayaknya ikut membantu uang belanja yang sekedar cukup bagi kami bertiga saja.

Tapi, kalau ada yang sakit, ema akan minta saya beli bubur bertopping telur ayam ceplok. Mungkin karena khasiat si telur ayam kampung itu (belum 'musim' telor ayam negeri pada masa itu sih) ditambah protein dari daging yang dimasak bersama bubur, biasanya penyakit lekas hilang tuh. Itulah sebabnya saya gak doyan bubur sakit itu. Bukan buburnya yang saya gak doyan, tapi sakitnya itu lho!

Anda suka bubur tah?


IT'S WORLD TIME: