February 27, 2010

Serasa Jadi Selebriti, Nih!

Waktu mBak Shanti bilang kota asal-nya Nganjuk, spontan saya ingat satu TP - Teman Pena saya yang tinggal di sana, bahkan masih ingat alamat rumahnya dengan jelas. Padahal, jaman saya suka berkoresponden dengan SP - Sahabat Pena, itu tahun 1970-an tuh, jeh!

Saya jadi ingat masa-masa itu.

Belum jaman internet, komunikasi lebih banyak via surat-menyurat atawa korespondensi. Teman-temannya disebut TP atau SP begitulah. Kalau baru sekali dua, masih disebut TP. Tapi kalau dah sering, tentu saja menjadi SP. Umumnya TP atau SP tinggal di kota lain, tapi saya pernah punya beberapa SP yang tinggal se kota, karena malau-malu kucing, jadi kami bersahabat melalui pena saja.

Teman-teman pena saya banyak tersebar di kota-kota di seluruh Indonesia. Kota-kota besar sih jangan ditanya - Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Padang, Makassar, termasuk kota-kota kecil di antaranya, Juwana, Pati, Sabang, Banyumas, Purwokerto, Tasikmalaya,
Merauke, Ternate, Muara Teweh (Kalimantan pelosok), Tarakan, Prabumulih, dan luar negeri seperti Singapura, Filipina, Perancis, Kuala Lumpur, Hongkong, Jepang, dan entah lupa lagi.

Selain berkirim-kiriman surat menanyakan kabar, menceritakan keadaan, bertukar informasi ttg apa saja, termasuk makanan khas, kami biasanya juga saling bertukar kirim makanan khas (yang kering tentu) dari kota kami masing-masing. Saya bahkan pernah mengirim kerupuk udang khas Cirebon ke Perancis. Dan, tentu saja kartu-kartu ucapan selamat HUT, Natal dan Lebaran. Banyak kartu dari mereka masih saya koleksi sampai sekarang tuh, jeh!

Saya pernah kehilangan SP, maksudnya terputus tiba-tiba tanpa sebab. Ada 2 orang SP saya yang hilang begitu. Satu tinggal di Quezon City, Filipina, ketika terjadi gempa bumi besar (lupa tahun berapa), dan satu lagi di Ternate, Maluku, juga ketika ada gunung meletus di sana. Saya pikir mereka menjadi kurban bencana alam itu. Sebab berkali-kali saya kirim surat tidak lagi berbalas, sampai sekarang - hilang begitu saja bagai ditelan bumi.

Saking seringnya saya berkirim surat begitu, tentu saja saya sering pula menerima surat dari para TP dan SP saya. Bisanya kami punya 'nama pena' - semacam nick name sekarang kalau di e-mail begitulah. Lama-lama tukang pos hapal dengan nama dan alamat saya. Beberapa kali, kalau ada TP atau SP saya lupa mencantumkan alamat rumah saya, surat mereka tetap sampai ke rumah dengan selamat. Rupanya nama saya sudah cukup dikenal di Kantor Pos Cirebon pada waktu itu. Bak selebriti ajah sih ya?

Apa nama pena anda dulu ya?





PS: Gambar diambil dari MS Office, ClipArt media file.

IT'S WORLD TIME: