February 07, 2010

Enak Juga Disetirin Supir Chokin, Ya!

Sohib saya di kantor yang paling getol mendorong saya cepat-cepat belajar setir mobil, sebab kantor akan memberi mobil inventaris kalau saya sudah bisa setir sendiri. Jadi waktu saya kerja bareng dia di gedung D di kawasan Jalan Jend. Sudirman, Jakarta, itulah saya mulai belajar setir mobil. Belajarnya dari instruktur perempuan yang dikenalkan oleh teman nyonyah.

Si ibu instruktur yang cuma sedikit lebih tua dari saya itu datang menjemput ke rumah saya pagi-pagi, langsung belajar setir di keramaian lalu lintas pagi hari, lalu berakhir saya diturunkan di kantor, pas jam masuk kantor pukul 09:00. Dan, uniknya, selalu saja si ibu bawa orang ketiga duduk di belakang, entah temannya, anaknya atau pembantunya, berganti-gantian. Belakangan baru saya tahu bahwa ternyata dia agak rikuh mengajari lelaki setir mobil, sebab biasanya muridnya selalu perempuan.

Jadi, akhirnya saya bisa setir mobil. Dapat inventaris mobil Daihatsu Charade yang buntung bagian belakangnya, maksudnya tanpa ekor itu.

Sekali waktu, sohib saya ajak saya ke luar. Pakai mobil milik dia. Saya diminta setir mobilnya. Sambil jalan, dia rebahkan kursi duduknya. Lalu rebahan dah dia di kursi depan di samping saya.

Sambil mulai memejamkan mata, dia nyeletuk: "Wah... ternyata enak juga ya."

"Enak apanya?"

"Disetirin ama supir chokin, berdasi pula!"

Saya cuma mesem sajah, gak bisa ngomong apa-apa.

Anda tahu yang dimaksudnya bukan?

IT'S WORLD TIME: