June 20, 2010

Kecap Anda Nomer Berapa Ya?

Baca di milis sebelah, ttg enak-tidaknya suatu makanan tertentu, katanya makanan yang "enak" itu ditentukan dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana kita lahir dan dibesarkan. Rasa makanan yang pertama kita kenal / santap lah yang pasti menjadi barometer untuk membandingkan dengan aneka rasa bacang yang kita konsumsi dalam hidup.

Saya koq setuju dengan pernyatan Bung Suhana Lim di milis BT tsb.

Contoh paling sederhana dan pas adalah kecap. Kecap selalu nomer 1. Tidak ada kecap yang mengklaim dirinya sebagai nomer 2, nomer 3 apalagi nomer 100 toh?

Itu klaim semestinyalah tidak mengada-ada.

Coba saja anda sebut, kecap apa yang paling enak menurut anda? Yang nomer-1, nomer wahid, numero uno, dai-ichi? Tentu saja kecap yang anda kenal sejak anda mulai bisa mencecap rasa makanan yang dimasak oleh ibu anda di rumah. Sebagai penyedap masakan atau pun cocolan tahu, tempe, atau apa pun saja.

Tidak ada kecap yang lebih enak dari kecap yang anda kenal sejak kecil itu. Karena merek itulah yang pertama anda kenal, anda 'gauli' sejak kecil sampai anda meninggalkan rumah - sekolah di luar kota, luar negeri, bekerja dan bahkan berkeluarga. Merek itu sudah menjadi 'brand preference' yang menancap erat bagai jangkar di memori database anda. Setiap kali anda makan kecap merek lain, mestilah tanpa sadar, secara refleks dibandingkan dengan merek tsb.

Makanya waktu saya diminta tolong untuk merekomendasikan makanan khas Cirebon yang banyak mempergunakan kecap, nasi lengko, oleh seorang TM yang punya job bikin acara program makanan enak khas daerah, disponsori oleh satu merek kecap dari Jakarta, saya bilang: kayaknya sih percuma saja anda 'memaksakan' merek tsb ke masyarakat Cirebon.

Nyatanya tu teman teuteup ajah maksa - di satu adegan makan-makan tahu gejrot di Cirebon, yang dibawakan satu 'pakar' yang sukanya nendang makanan, eh, makan makanan yang nendang, dikecrotinya sepiring tahu gejrot dengan kecap bermerek sponsor. Padahal tahu gejrot will never, never, ever dikecrotin kecap apa pun juga, jeh!

Hasilnya? Nihil banget kayaknya sih, tentulah dwong dweh!

Lanjut dengan tulisan Bung Suhana Lim, Ihwal enak-tidaknya suatu makanan: hal ini bukan hanya berlaku bagi makanan tertentu saja, tetapi semua jenis makanan lainnya. Daripada mesti membanding-bandingkan rasanya, why not just enjoy the diversity in life!

Jadi, kecap anda merek apa nih?




PS: Cerita ttg si kecap, bisa anda baca di sini dan di sini, plus di sini.

IT'S WORLD TIME: