July 31, 2010

Nyoba Selat di Dua Tempat.

Bestik itu sebutan wong Solo untuk bistik - beef steak. Walau mengambil dari kata 'beef steak' - beef = (daging) sapi, anda bisa pesen bestik ayam atau bestik daging lain-lainnya.

Beda dengan sate dan tongseng 'jamu' yang lantas diatur pemda untuk bersalin-nama menjadi tongseng dan sate 'gukguk' - supaya gak lagi merancukan prospek pelanggannya, bestik ada yang lantas bersalin rupa menjadi 'selat Solo'.

Selat Solo has nothing to do with celah di laut antara dua pulau, tapi itu masih termasuk bestik juga.

Bestik ala kaki lima yang mayan top dan sudah bergenerasi ke-3 dagangnya adalah Bestik Harjo. Mangkalnya di beberapa lokasi, tapi yang saya tahu cuma yang di dekat Pasar Kembang - bukanya cuma kalau malam ajah. Begitu senja turun dan hari mulai gelap, barulah tenda-tenda bestik mulai berbukaan. Just like the vampire of Pangeran Dracula mulai terbang keliaran mencari makan......

Bestik biasanya menggunakan daging sapi bagian haas, dicincang halus kayak
burger, ning gak dibentuk jadi bunderan tebel ala burger. Dibiarkan ambrul
begitu saja. Dimasak dengan rendaman kuah agak kentel, warna soklat. Kondimen standar-nya ya kentang goreng, buncis dan bortel rebus, juga kacang polong - seringnya kalengan punya. Kadang ada juga daun selada keriting barang selembar dua.

Pilihannya bisa bestik daging, bestik lidah, bestik ayam, plus ati ampela.
Harganya berkisar Rp 10.000 saja, tapi jangan terkecoh dengan harga yang murah - sebab isinya cuma sedikit sekali, mungkin mesti makan 2-3 porsi baru terrasa - apalagi para pemakan nasi. Kudu minta order nasi goreng sebagai extra income,eh, intake supaya terganjal perutnya tuh, jeh!

Kemarennya saya ke Solo, hari pertama diajak temen-2 MP maksibar di Warung Selat Mbak Lies. Sepenglihatan mata kepala saya, selat itu ya gak beda ama bestik. Ubo rampe dan sausnya sama saja, hanya agak lebih kentel ajah. Dan, dagingnya biasa dibuat menjadi rollade - galantine namanya. Dagingnya dicincang or digiling sangat halus, dikasih tepung dan digulung, ditaburi remahan tepung roti tawar dan dibungkus, dikukus.

Seporsi Rp 9.000 cuma dapat 3 iris tipis galantine yang sudah dibentuk bunder dengan diameter sekitar 50 mm saja. Banyakan ubo rampe aka kondimennya, supaya nampak gede porsinya di piring gede, hehehe.....

Yang unik, makan di warung mBak Lies, kalau anda berlama-lama ngobrol akan diparani waiter-nya, walau dengan halus dan sopan, tujuannya jelas: mengusir anda untuk cepet-cepet angkat bokong dan berlalu pergi, karena tempatnya mau dipake buat tamu lain yang baru dateng.

Tiga hari di Solo, hari ketiga-nya diajak makan selat lagi di Omah Selat.
Tempatnya memang yahud punya. Penuh barang antik yang kayaknya sih cukup otentik. Hiasan campur-campur gaya nJowo dan Eropa dan China, ada piring-piring berhiaskan masa lalu dan divider kayu berornamen naga. Suasananya dibikin remang-remang supaya bikin anda betah - agak kontras ama si mBak Lies, jadi anda akan pesen lagi dan pesen lagi.

Kedua saudagar selat itu memakai konsep duduk ala lesehan dengan meja rendah, dibikin supaya 'cozy' - yang di mBak Lies, semua barang yang dirasa 'antik' dipajang di mana-mana ***ada guci dan pot gede dijejerkan di deket meja, bikin kita duduknya mesti ati-ati, takut nyenggol tu guci dan pecah - pecah berarti beli toh? *** sementara di Omah Selat masih mayan tertata rapi. Hanya saja, tisunya teuteup wae pake.... tisu gulung untuk toilet ituh lho, jeh!





Ada variasi unik di Omah Selat - ada selat Sirloin dan Iga. Nyobain sel
at sirloin seharga Rp 15.000 berharap dapat steak panggang madu dengan daging empuk sirloin barang sekitar 100 gram, ternyata dapatnya daging cukup konsisten standar Solo: 3 iris tipis doang. Piring yang gede ditutup dengan hiasan kondimen yang sama: kentang, bortel, buncis dan kacang polong. Yang ini masih mending ada sesayuran dirajang dengan topping mayo dan parutan kiju - walau sekedar basa-basi doang.

Kapan-kapan anda ke Solo, cobalah makan dengan thema: harini themanya bestik dan selat, besok-besok sego liwet, lain hari pecel ndeso yang pakenya bumbu berwarna item-geteng pake wijen ireng. Jangan cuma coba satu dua penjaja, tapi cobalah semua-nya.


Kapan anda mau ke Solo nih?









WARUNG SELAT (mBak Lies) - Tidak Buka Cabang
Jl. Serengan No. 42 RT 03/RW 02, Solo
Tel. 0271 653 332

OMAH SELAT
Jl. Gotong Royong No. 13, Jagalan, Solo
Tel. 0271 656 205

IT'S WORLD TIME: