July 13, 2010

Hidup Itu Cuma Sebatas Hutang-Piutang, Jeh!

(Alm.) Engku (adik lelaki mamah) misan saya, pernah bilang:"Kalau kamu ndak punya hutang, mengapa takut ditagih di tengah jalan?" Nasehat ini disampaikan kepada saya, ketika beliau tahu saya takut pulang sendiri jalan kaki pada malam hari, setelah saya nonton di gedung bioskop dekat rumahnya di kawasan Kenjeran, Surabaya.

Jangan bayangkan keadaan Kenjeran seperti sekarang ya. Waktu itu, tahun 1967-an, listrik belum masuk ke semua kampung di kawasan itu. Rumah engku saya di kampung Lebak Agung, wetane Setro, dekat pabrik Indomill - entah pabrik apa, gak pernah tahu. Saya ingat persis, karena engkim (isterinya engku) mengajarkan saya alamat itu untuk bilang ke tukang becak.

Kalau gak salah bioskop-nya di kawasan Rangkah, dekat Kapas Krampung(?), di situ ada kuburan umum yang sangat luas, di seberangnya ada kuburan W.R. Supratman - pencipta lagu Indonesia Raya itu.
Kalau malam, jam 20:00-an ajah sudah gelap dan sepi sekali. Tukang becak ajah gak mau mengantarkan saya tuh!

Rasanya bener juga. Hidup itu sekedar hutang-piutang. Hari ini saya berhutang kepada anda, karena anda sudah menolong saya. Besok lusa, mungkin hutang saya lunas karena saya punya piutang sudah membeli barang dari seseorang yang perlu uang untuk anaknya berobat. Begitu seterusnya.

Jadi, kalau saya tak punya hutang, mengapa saya takut ditagih di tengah jalan? Logika yang baik dan bener tuh, jeh!

Contoh saja, ketika bulan lalu saya bersama nyonyah dan si Dede mencari Gua Maria Sendang Klayu di daerah Ngadirejo, Ngadipiro, Wonogiri - ndak ada di peta tuh(!), jalan-nya sepi, penduduk jarang, di tepi sungai, dengan jalan batu plus beton secukupnya ban mobil, menyusuri tebing sungai. Kalau saya pernah berhutang, mungkin saja saya di'tagih' di situ: ada yang jahil, usil, memalak saya.

Tapi, karena saya tidak berhutang sebelumnya, maka saya tiba dengan selamat tak kurang suatu apa pun di rumah kembali. Selama pergi dan kembali dari Sendang Klayu yang sepi jarang penduduk, tidak ada yang menghalangi.

Tapi, dari sisi lain, saya mesti anggap bahwa saya sudah berhutang karenanya. Maksudnya, saya sudah diberi 'hutang' bahwa saya tidak mengalami halangan apa-apa, jadi saya mestilah 'membayar' hutang tsb sebelum ditagih. Yakni saya mesti menolong orang lain kalau memang ada yang membutuhkannya.

Back to Surabaya. Karena film-nya bagus - The Sand Pebbles, saya akhirnya nonton juga yang jam 19:00 dan selesai jam 21:00. Dan, balik ke rumah jalan kaki menembus gelap dan sepi, berdua dengan adik misan saya - anaknya engku, tentu.

Anda berhutang apa kemaren?


IT'S WORLD TIME: