November 17, 2009

Sepatu Bally Seharga Sebulan Gaji.

Pertama kali saya bekerja di Jakarta, tahun 1977. Boss mengijinkan saya tinggal di lantai-3 dari ruko yang dijadikan kantor yang berlokasi di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Adik boss yang kadang-kadang datang ke Jakarta - dia jaga kantor di Timtim, karena sebaya, sering mengajak kami, saya dan satu rekan kerja saya, ikut jalan ke Glodok untuk makan-makan enak dan belanja keperluannya.

Satu yang saya ingat, adik boss senang sekali belanja di satu toko di kawasan Glodok, Pancoran, jejeran Gloria, lupa lagi nama tokonya. Sebuah toko kecil satu pintu ruko yang khusus menjual barang-barang impor bermerek internasional.

Harap anda catat bahwa tahun 1970-an itu, belum ada barang bermerek yang punya perwakilan atau dealer resmi dan membuka toko sendiri di Jakarta. Belum ada banyak mall berdiri. Yang ada cuma Duta merlin shopping center dan Glodok Plaza pada waktu itu. Kalau anda mau barang-barang impor yang dibawa secara tentengan via udara, anda mesti ke kawasan Pasar Baru (Metro) - untuk baju-baju dan aksesori untuk perempuan, atau ke toko tersebut untuk baju-baju dan aksesori lelaki.

Jaman itu jaman-nya penyelundupan bersimaharajalela. Ada yang kecil-kecilan, bawa beberapa kopor atau tas via udara, ada juga yang besar-besaran. Konon pada waktu itu pernah tertangkap satu pesawat penuh dengan barang selundupan berupa....... CD dan BH merek Triumph!

Satu sepatu yang waktu itu saya idam-idamkan, impi-impikan adalah sepatu merek Bally, semi lars, ndak terlalu tinggi seperti sepatus lars (boot) tapi lebih tinggi dari sepatu biasa. Adik boss dan boss kami selalu memakai sepatu Bally ini. Nampaknya keren sekali kalau pakai sepatu bermerek begitu. Sayang sekali harga sepasang sepatu itu senilai sebulan gaji kami pada waktu itu: Rp 50.000 (kurs USD 1 = Rp 200-an?).

Sampai sekarang saya ndak pernah beli sepatu idaman jaman dulu itu. Pertama, karena model sepatu semi lars begitu sudah ndak mode lagi, dan yang paling utama tentu karena harga-nya tetap saja tinggi setelah saya bergaji lebih besar. Harga di internet ajah masih sekitar US$ 400 per pasang (tergantung modelnya, tentu) dan saya merasa koq eman-eman (sayang) memakai alas kaki dengan harga setinggi itu.

Sepatu anda merek apa ya?







PS: Gambar dari wikipedia.

IT'S WORLD TIME: