April 29, 2010

Garam dan Lada - Dua Sohib Lidah Anda.

Mungkin anda pernah dengar ada yang bilang, saya rela makan cukup dengan garem saja, asal anak-anak bisa makan dengan gizi yang baik, bersekolah tinggi. Ini tentu saja ungkapan betapa orangtua rela berkurban demi anak-anaknya.

Pernahkah anda secara harafiah makan nasi + garam saja?

Sesekali cobalah, enak koq. Caranya: ambil sepiring nasi hangat, lalu kepal-kepal dengan tangan sebesar telur ayam kecil, lalu cocol dengan garem (laut) halus. Rasanya enak sekali tuh, jeh!

Waktu saya kecil, jaman mamah saya masih memasak nasi pakai dandang, berasnya diliwet (diaron) dulu, saya suka nongkrong nungguin nasi matang sambil menjaga api dalam tungku yang masih memakai kayu bakar. Begitu nasi matang, biasanya oleh nenek saya akan diakeul (Sunda), yakni dengan menarok nasi panas dalam tampah, lalu sambil diaduk-aduk bolak balik, dikipas-kipas, supaya uap air terbang bersama angin, sehingga nasi akan lebih awet ditarok dalam sangku (ceting) - wadah berbahan bambu.

Nah, kalau pas iseng, saya suka minta dibuatkan nasi keupeul yang makannya dicocol dengan garam halus hasil gerusan sendiri dari garam berbentuk bata segi empat sama sisi itu.

Nasi keupeul bercocol garem begitu, kayaknya lantas menjadi ilham bagi diciptakannya lemper berupa nasi ketan berisi suwiran ayam ya? Kalau anda penggemar sushi ala Jepang itu, yang penampakannya sebenernya sih mirip lemper kita, dengan bahan nasi dan isi aneka macam, jangan-jangan mereka juga terilhami oleh lemper kita tuh ya?

Garam dan lada, dua sejoli yang memang merupakan bumbu dapur paling dasar. Tanpa keduanya, masakan anda akan terasa hambar. Jangan bilang anda biasa makan tanpa garam, sebab kalau anda pakai bumbu masak, atau kecap asin, tentu saja itu identik dengan memakai garam dan lada juga.

Garam yang kalau secara ilmiah dibuatkan rumus kimianya menjadi NaCl, saking seringnya anda pakai, sudah menjadi bagian dari hidup anda sehari-hari, suka terlupakan bahwa garam itu termasuk 'bahan kimia' juga. Bersama H2O aka air, orang suka tidak ingat lagi bahwa keduanya juga punya rumus kimia.

Makanya, tak heran pernah heboh ada e-mail hoax ttg 'dihydro mono-oksida' yang katanya merupakan bahan kimia paling banyak dipakai oleh minuman dalam botol. Dan orang yang memang hobi-nya menebar-lanjut e-mail apa-apa saja, terutama yang hehebohan ala hoax begitu, kontan dan langsung ajah secara membabi buta meneruskannya ke mana-mana sesuai anjuran di bagian akhir e-mail hoax begitu.

Begitu pun dengan orang-orang yang tergabung dalam PPABKDM - Paguyuban Pecinta Anti Bahan Kimia Dalam Makanan (agak kontradiktip: 'pecinta' - mengandung arti positip, tapi 'anti' - jelas negatip) suka begitu gencarnya melabrak sesiapa saja yang suka pake bahan kimia untuk makanan, tanpa sadar bahwa dalam kesehariannya, mereka tak bisa hidup tanpa NaCl - bahan kimia juga toh?

Akan halnya lada, nanti saya sambung lagi ajah ya kalau pas hati senang karena perut kenyang. Daripada ntar pada bosyen mbacanya, jeh!

IT'S WORLD TIME: