Baca notes berjudul "Traveling, Trust, Virtual Body Language..." di FB teman kita, Sri Sarining Diyah Wijaya, di sini. Saya jadi teringat ketika pada masanya pernah 'musim' senam yang disebutnya sebagai Senam Body Language. Senam BL singkatan beken-nya. Waktunya sekitar tahun 1998-an. Yang paling getol mengadakan demo-nya adalah, kalau tak salah, Minati Atmanegara.
Body Language, kalau menurut Bung Wiki sih: "Body language is a form of non-verbal communication, consisting of body pose, gestures, and eye movements. Humans send and interpret such signals subconsciously...." dan "..Body language may provide clues as to the attitude or state of mind of a person. For example, it may indicate aggression, attentiveness, boredom, relaxed state, pleasure, amusement, besides many other cues."
Tapi, yang dimaksud 'Senam BL' waktu itu, konon adalah senam khusus untuk ibu-ibu, yang berkenaan dengan 'itu'. Saya tahunya waktu itu sedang promo satu merek minyak goreng, mengadakan 'seminar' ttg kesehatan jantung di satu hotel berbintang lima di kawasan Thamrin, Jakarta, lantas mengundang Minati untuk demo Senam BL itu. Pas mau demo, para bapak diminta keluar ruang dan tidak boleh ikut melihat atau mengintip demo tsb.
Jadi saya gak tahu persis bagaimana gerakan Senam BL yang super rahasia intim bagi ibu-ibu saja itu. Saya gak melihatnya, juga gak coba mengintip - takut bintitan sih, jeh!
Katanya juga Body Language itu bisa diinterpretasikan secara 'salah' oleh orang yang berinteraktip dengan anda. ("Humans send and interpret such signals subconsciously.") Kalau baca buku-buku cerita atau nonton film-film ttg hukum, khususnya ttg pelecehan seksual, kadang anda bisa mendapati 'alasan' yang dikemukakan oleh si peleceh.
Mengapa anda menyerang si A, tapi tidak kepada si B, padahal keduanya atraktip secara seksual? Jawab si peleceh: karena si A secara 'jelas' terlihat (melalui body language-nya tentu) sangat 'mengundang' dan 'membuka pintu' ke arah 'situ'.
Jawabannya mungkin anda anggap mengada-ada ya?
Cuma 'excuse', pembenaran saja? Tapi, teuteup bisa saja hal itu terjadi toh? Karena BL itu katanya sih semacam 'sinyal' yang tidak disadari ditebarkan oleh yang punya body (si kurban), dan ditangkap oleh 'radar' si peleceh. Jadi, si kurban bukan secara vulgar mengundang, tapi tanpa disadarinya (mungkin memang ada 'hasrat' terpendam?) sudah 'menebar' sinyal dan tertangkap oleh si peleceh.
Dan, kalau bicara ttg peleceh, tidak mesti kudu harus bahwa dia seorang pria - dan kurbannya wanita. Bisa saja terbalik, si peleceh adalah wanita dan kurbannya adalah pria. Gak percaya? Ingat saja 'kasus' Michael Douglas dilecehkan oleh Demi Moore dalam 'Disclosure' - juri yang semula gak percaya, akhirnya terpaksa secara aklamasi menyatakan Demi Moore bersalah sesuai tuduhan, setelah melihat bukti-buktinya yang 100% meyakinkan mereka.
So, jangan sembarangan 'kirim sinyal' dong ya?
PS: Gambar diambil dari sini.