Baca cerita mBak Arie di sini. Tentang smoking di tempat umum, yang benernya sih sudah ada aturannya, tapi ya begitulah - katanya aturan dibuat untuk dilanggar toh, jeh!
Eh, saya jadi ingat pengalaman 'sotoi' (so tahu) saya ketika jadi turis kere di HK back in the year of 1991-1992. Lupa lagi persisnya. Tapi ingat persis ceritanya.
Saya pergi sendiri, dalam rangka 'tugas' kantor nyari sample barang-barang souvenir untuk promosi. Itu resminya, padahal mah cuma sekedar bonus jalan-jalan (MICE) kerana saya berhasil menggoalkan proposal budget iklan Rp 1 M (jaman US$ masih sekitar Rp 2.000-an ajah, kurs resmi jadi US$ 500.000 - nilai sekarang jadi Rp 4,5 M tuh!) untuk satu merek produk susu formula.
Jadi, karena iseng gak tahu mesti ngapain, malam hari saya nonton bioskop entah apa namanya yang lokasinya di pengkolan satu jalan di area Causeway Bay, di seberang Sogo (saya nginap di apartemen di atas Sogo), ada mini market di bawahnya, saya beli cemilan dan karcis, minta duduk di balkon - loteng.
Pas lampu dimatikan, pas saya duduk di barisan depan, eh, ada bule di belakang saya yang baru datang duduk langsung kebal-kebul menghembuskan napas terakhir, eh, asap rokok. Dia enak ajah smoking di ruang tertutup. padahal setahu saya ruang publik, apalagi tertutup mestinya dilarang merokok, tuh!
Jadi, saya so-toi menoleh ke arah si bule, saya bilang: Excuse me, can you stop smoking? Si bulenya mendekatkan kepalanya ke muka saya, lalu bilang: Sorry, but this balcony room is for smoking area, sambil menunjuk ke signage kecil menyala di tembok.
Hehehe..... giliran saya yang tengsin-nya bukan alang kepalang. Sambil nyengir, saya cuma bisa bilang: Ooops, Sorry.
Sorry, sorry.... sorry, Jack.....
PS: Foto diambil dari MS Office ClipArt media file.