22 Desember, diperingati sebagai hari ibu di Indonesia. "Ibu" di sini merujuk ke siapa ya:
(a) ibu-ibu secara umum, mereka yang menjadi ibu bagi anaknya, atau
(b) ibu-ibu secara umum, sesiapa saja yang pantas dipanggil ibu - bisa jadi wanita usia lanjut (walau tak punya anak), atau
(c) ibu kandung anda.
Mungkin anda pernah dengar lelucon yang berbentuk dialog:
(A) Pak, apakabar?
(B) Bapak? Emang saya nikah dengan ibu kamu?
Kita dibiasakan memanggil 'orang lain' dengan 'bapak', sebagai ganti 'tuan' yang dianggap merendahkan, warisan kolonial, dan di rumah, anda biaya juga memanggil 'pak' atau 'bapak' kepada ayah kandung anda. Ibu anda sendiri (mungkin) memanggil 'bapak' kepadanya tuh, jeh!
Untuk perempuan, sebutannya menjadi 'ibu' menggantikan kata 'nyonya' yang juga dianggap warisan kolonial yang merendahkan, dan di rumah juga memanggil 'ibu' kepada ibu kandung anda.
Sekarang, kalau ada 'Hari Ibu' begini, yang dimaksud itu ibu sebagai ibu kandung (mother) atau ibu seperti panggilan kita kepada setiap perempuan dewasa, berumur, secara umum?
Padahal, kalau saja sebutan 'tuan' dan 'nyonya' plus 'nona' untuk yang masih bujangan tetap dipakai, mestinya anda ndak akan rancu lagi ya antara 'ibu' (sebutan) dengan 'ibu' (kandung).
Selamet hari ibu - ibunya siapa?
PS: Gambar di'pinjam' dari MS Office ClipArt media file.