Selengkapnya tawaran bebek karkas itu begini:
SEDIA BEBEK KARKAS
Posted by: "Adi Fathul Mua'd"
Sat May 8, 2010 7:37 am (PDT)
Permisi, punten, bapak2 ibu2 semua yang ada di sini barangkali ada yang membutuhkan
Sedia BEBEK karkas (sudah dipotong) fresh dengan berat karkas (utuh kepala hingga kaki)
bebek muda
0.7-0.8 kg harga Rp. 27.000
0.8-0.9 kg harga Rp. 29.000
bebek AFKIR
0.9-1.1 kg harga Rp. 36.000
(termasuk ongkos jabotabek) minimal order 50 ekor. jika berminat hubungi
02137321832
Terima kasih
Sedia BEBEK karkas (sudah dipotong) fresh dengan berat karkas (utuh kepala hingga kaki)
bebek muda
0.7-0.8 kg harga Rp. 27.000
0.8-0.9 kg harga Rp. 29.000
bebek AFKIR
0.9-1.1 kg harga Rp. 36.000
(termasuk ongkos jabotabek) minimal order 50 ekor. jika berminat hubungi
02137321832
Terima kasih
Saya ndak tahu dari mana kata 'afkir' berasal, mestinya dari basa Belanda ya. Sayangnya saya terlambat lahir, jadi pas saya mulai sekolah, basa Belanda gak diajarkan lagi, jadi gak tahu asal muasalnya kata 'afkir' itu, dan gak tahu juga apa arti persisnya.
Kalau keramik kenal istilah KW-1 dan KW-2, begitu juga tas kulit bermerek, ada yang ori dan ada yang (apa istilahnya?) gak ori. Yang gak ori ada yang KW-1 dan KW-2. Katanya KW-1 mirip persis plek ama aslinya, bukan masalah kwalitas si barangnya sendiri. Sedang di bidang keramik, yang KW-2 katanya sih kagak rata ukurannya atau corak motip warnanya.
Ada lagi istilah BS - bekas sortir, maksudnya tentu sama saja. Setelah disortir untuk standar kualitas, barang BS itu gak masuk saringan, jadi dimasukkan golongan BS, bisa saja menjadi KW-2, 3 atau 4 atau bahkan KW-100.
Apapun istilahnya, barang-barang yang dikategorikan KW-2, BS biasanya dihargai murah saja. Supaya orang masih mau beli dengan kondisi gak sesempurna barang yang standar. Timbang rugi gak jadi duit, ya dijual murah masih lumayan jadi duit toh?
Nah, kalau ada tawaran Bebek Afkir, tapi harganya lebih tinggi, ini baru berita. Memang sih kalau diperhatikan beratnya lebih besar. Dari segi marketing, ini tentu saja cukup unik. Lha, wong biasanya barang afkir itu lebih murah, ini mah malahan lebih mahal. Juga, sayang sekali tidak ada penjelasan mengapa lebih mahal ya?
Saya ndak tahu bagaimana statistik penjualannya si bebek afkir ini, apakah lebih laku atau kurang. Tapi, kalau saja benar bahwa bebek afkir lebih sedikit lemaknya, walau serat dagingnya lebih alot(?), mungkin bisa jadi USP - unique selling preposition. Bukankah sekarang orang makin sadar akan kesehatan tubuh diri? Mau makan enak (biasanya makan enak identik dengan lemak banyak) tapi tetep sehat, jeh!
Bebek, seperti kita tahu cukup merepotkan menangani prosesnya, kalau salah-salah anda memotongnya, bisa jadi sumber lemak di bagian ekornya ikut terpotong dan pecah, merasuki dagingnya sehingga menimbulkan bau apek. Mungkin itu sebabnya bebek jarang dimasak sendiri, lebih suka orang beli jadi siap makan di resto. Kalau bau apek si bego aka bebek gorengnya, ya tinggal komplain minta tuker. Kalau masak sendiri, mau komplain ama sapa tuh ya?
Mungkinkah brutu bebek afkir itu sudah lebih kering, sehingga kurang-kurang banyak aroma apek yang dikandunginya? Kalau ya, berarti bertambah lagi satu USP-nya tuh 'kan?
Selama ini, saya pikir bebek yang dijual secara digoreng atau dibakar itu semuanya ya afkiran dari bebek petelur. Yang sudah gak produktip lagi, mogok bertelur, gak lagi menelurkan telur-telur cantik yang baik dan benar bagi martabak telor spesial telor 4 itu, atawa asinan telor atawa lengkongan telor, yang di China sana biasa disebut juga sebagai 'telor milunyium, eh, millenium aka seribu taon'. Ternyata ndak begitu ya rupanya?
Mungkin juga bebek afkir itu lebih cocok buat digoreng atau dibakar.
Toh bebek normal yang kandungan lemaknya banyak itu, kalau sama-sama digoreng juga akan luntur dah semua lemaknya gak lagi bersisa. Beda dengan dipanggang lama, yang membutuhkan lemak sebagai cadangan menahan panasnya bara api pemanggang, sehingga setelah sekian lama dipanggang, dagingnya belum sempet jadi garing sebab sekujur tubuhnya dilumasi si lemaknya. Sehingga bisa dihasilkan kulit bebek yang kemripik dan garing, tapi dagingnya di balik kulit itu mah teuteup wae empuk atuh, euy!
Hanya saja, menggoreng bebek afkir tentu ya gak boleh lama-lama, mungkin direbus dulu sambil diungkep, supaya bumbunya makin meresep supaya terasa lebih reuseup aka enak, lalu digoreng sebentar atau dibakar sejenak sebagai basa-basi, maka jadilah bebek goreng atau bebek bakar yang cukup standar gak alot-alot amat walau bebeknya sudah kolot.
Kalau masih gak pede dengan hasil gorengan atau bakaran bebeknya, kasih ajah sambel yang super jahat (puedes sangat amat!) dengan predikat keren: bebek penyet super seh-hah, maka sempurnalah bebek bakar atawa bebek goreng anda. Lha, kalau sekujur tubuh sang bebek dilumuri sambel super jahat begitu, apakah lidah anda masih bisa mencecap secara organoleptik rasa bebek-nya tah?
Anda suka bego - bebek goreng?