January 27, 2012

Bea Siswa (1) - Kalau Gak Niat Berangkat, Gak Usah Ikut Test, Dwong!

Tidak terasa, tahun ini adalah tahun ke-10 anak saya, Dede, tinggal di Singapura. Sudah mendapat PR - Permanen Resident. Ada beberapa keuntungan menjadi PR di sana, tapi juga ada kewajiban tertentu, tentunya. Sebagian orang bilang 'rugi', tapi sebagian bilang is good - terserah dari sudut mana anda memandangnya ajah ya.

PR ini memang nggak sulit untuk mendapatkannya. Katanya sih kalau anda mau, kapan saja bisa, asal anda deposit sejumlah uang sebagai bentuk niat baik anda untuk investasi di sana. Kalau tidak, ya ada prosedur khusus yang kayaknya sih gak mudah-mudah banget, jeh!

Awal-mulanya si Dede bisa bersekolah di Singapura, sebenernya sih atas usaha dan ikhtiar sendiri. Kami, saya dan nyonyah, boleh dibilang tidak banyak peran untuk itu.

Waktu itu, sekitar Juli 2002, Dede baru saja mulai masuk kelas 3 SMP BHK - Bunda Hati Kudus, Jelambar, Jakarta barat. Sejak TK dia sudah di BHK. Guru wali kelasnya suatu kali menawarkan kepada murid-murid yang termasuk ranking 3 besar untuk ikut test beasiswa dari MOE - Ministry of Education Singapore.

Akhirnya ada 10 murid BHK yang didaftarkan. Mereka diajak belajar bersama atas bimbingan guru tsb.

Waktu test, ternyata banyak juga yang ikut dari beberapa sekolah di seluruh Jakarta. Ada satu sekolah dari Jakarta Timur yang gak tanggung-tanggung: mengirim 50 orang murid yang mestinya sudah hasil saringan di sekolahnya.

Materi yang di-test adalah matematika dan basa Inggris. Dari 10 orang dari BHK, lulus test 4 orang, kalau gak salah. tapi, dari 50 orang anak yang dari sekolah lain itu, tidak ada satu pun yang lolos.

Akhirnya, setelah wawancara dengan ketua panitia dari Singapura, cuma si Dede yang berhasil lolos dan mendapat 'tiket' sekolah di Singapura dari 3 orang tsb. Yang lain ada dari Santa Ursula dan lainnya, total sekitar 15 orang anak yang diterima untuk kloter tsb.


IT'S WORLD TIME: